Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Film Keluarga Cemara Hanya Sukses Menjual Cerita Sedih

image-gnews
Ringgo Agus bersama Nirina Zubir, Zara JKT48, dan Widuri, dalam konferensi film Keluarga Cemara di Jakarta, 20 Desember 2018. Film ini juga dibintangi oleh Zara JKT48, Widuri Puteri, Maudy Koesnaedi, Asri Welas serta Widi Mulia. TEMPO/Nurdiansah
Ringgo Agus bersama Nirina Zubir, Zara JKT48, dan Widuri, dalam konferensi film Keluarga Cemara di Jakarta, 20 Desember 2018. Film ini juga dibintangi oleh Zara JKT48, Widuri Puteri, Maudy Koesnaedi, Asri Welas serta Widi Mulia. TEMPO/Nurdiansah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Film Keluarga Cemara sukses mengobral cerita sedih keluarga yang jatuh miskin. Melupakan detail-detail yang bermakna. Itu kesanku usai duduk selama kurang lebih dua jam di dalam bioskop.

Wanita di sampingku kutahu beberapa kali meneteskan air mata. Wong dia senderan di bahuku. Heheu.

Dialog dan adegan harunya memang dapat. Dan banyak. Salah satunya nih, adegan ketika si Abah bilang, “Kalian semua tanggung jawab Abah!” Lalu Euis dengan air mata menimpali, “Kalau kami semua tanggung jawab Abah, Abah tanggung jawab siapa?” Terus Emak, Euis, dan Abah berpelukan. Adegan pelukan ini pun lama. Bikin iman runtuh. Makanya banyak yang mewek. 

Tapi yang hilang menurutku adalah makna di balik semuanya. Aku tak merasa adegan-adegan itu sebagai satu kesatuan. Seperti terpisah. Sehingga di akhir film, bingung mau memetik apa pesannya.

Kalau mau disebut pesannya adalah keluarga sebagai sumber kebahagiaan, bukan harta, atau menghargai kerja keras ayah, atau teman yang saling mendukung. Ini terlalu umum, kan. Makan kita sehari-hari ini. Tak perlu difilmkan. Kita kan ingin mendapat sesuatu yang lebih.

Coba nih aku sebutin beberapa hal yang mengganjal yang kuingat.

Lebam di wajah Kang Fajar sama sekali kelihatan bohongan. Ini seperti menunjukkan Film Keluarga Cemara ini tidak serius digarap. Maaf lo ya. Maksudku itu detail yang penting. Meski hanya tampil beberapa detik, ya tetap harus all out.

Kedua, ketika Abah jatuh saat bekerja bangunan dan Emak memberi tahu dia hamil. Lalu tiba-tiba banget hamilnya udah kayak 6 bulan. Yang tidak masuk akalnya adalah, kaki si Abah masih diperban seperti saat pertama kali diperban usai jatuh sementara hamil si Emak sudah mencapai bulanan.

Emang kaki si Abah segitu parahnya sehingga berbulan-bulan belum sembuh? Kalau memang iya separah itu, kenapa setelah jatuh tidak dilarikan ke rumah sakit, kok hanya dikompres di rumah. Maksudku tidak ada adegan atau dialog yang menunjukkan itu sangat parah. Ini juga detail yang terlupakan.

Lalu, sejak perut si Emak tiba-tiba kayak udah enam bulan, jarak ke kelahiran begitu lama. Sehingga tidak proporsional pembagian waktunya. Tidak masuk akal. Kayak lo tiba-tiba sedang makan tapi gak selesai-selesai berjam-jam.

Ketiga, si Teteh Euis anak yang sangat dewasa. Orang kota lalu tinggal di desa. Euis tidak mudah menjalani adaptasi ini. Kelihatan betul penggambarannya. Tapi akhirnya ia mau berjualan opak. Untuk ini, aku salut.

Yang kukritik adalah sikap marah-marah Abah pada Euis, seperti menolak Euis ketemu teman-temannya. Sebagai kepala keluarga yang sudah pernah tinggal di kota, punya pengalaman, dan mungkin juga dia berpendidikan karena sebelumnya ia punya perusahaan di kota, mustahil rasanya punya sikap seperti itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sehingga sikap marah-marahnya pada Euis itu tidak berdasar. Kecuali ia dikisahkan sebagai ayah yang akhirnya mengalami gangguan mental setelah bangkrut. Ini detail yang juga dilupakan sehingga karakter Abah menjadi kurang kuat.

Terus tiba-tiba si Abah beli motor. Ini juga ujug-ujug gitu. Nggak ada adegan atau dialog yang menunjukkan kalau dia masih punya uang untuk membeli motor. Apakah itu belinya kredit atau tunai, tetap aja berasa ujug-ujug.

Selanjutnya soal adegan gerobak dorong saat Emak mau melahirkan. Aku lupa namanya, panggil aja si Mas, yang membantu mendorong. Itu adegan lucu tak berkelas.

Tak mungkinlah begitu. Apalagi di desa. Rasanya tidak ada orang desa seperti itu. Masa lagi mendorong gerobak berisi ibu hamil yang mau melahirkan malah jatuh kelelahan. Manja sekali. Jatuh kelelahannya itu pun, ya kayak main-main.

Karena melahirkan itu kan sesuatu yang serius, ya. Kecuali ini film komedi, ya sah-sah saja. Detail yang diremehkan kalau ini.

Lalu pemilihan Bogor sebagai tempat pindah setelah bangkrut. Kok rasanya kurang jauh ya dari Jakarta. Okelah itu rumah warisan. Tapi kurang greget ketika jatuh miskin lalu pindahnya ke Bogor yang jaraknya hanya seupil dari Jakarta. Coba pindahnya lebih jauhlah dari Jakarta, misalnya ke Purbalingga atau Medan sekalian. Hehe.

Kalau penulis novel Indonesia Leila S. Chudori pernah bilang, “Semua tindakan tokoh, seperti kalimat yang diucapkan, keputusan yang diambil, pakaian yang dikenakan, harus mendukung karakter si tokoh dan memiliki relevansi dengan bangunan keseluruhan cerita.” Ini yang kurang di film ini.

Selama hampir dua jam di bioskop, aku banyak tertawa dan senyum. Gemas melihat aksi Ara. Film ini juga sarat humor tingkat tinggi. Dan akting para pemeran tak usah diragukanlah. Terus adem ayem banget dong mendengar suara Bunga Citra Lestari, pengisi soundtracknya. 

Jadi, ya begitulah. Film ini sukses mengobral kesedihan hidup keluarga miskin.

Oh ya, mungkin karena aku lahir di keluarga miskin, jadinya melihat film ini dari sudut pandang orang yang pernah hidup susah. Film ini mungkin ingin menceritakan bagaimana orang kaya membayangkan hidup orang miskin.

Tulisan ini sudah tayang di Martinrambe

 
Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pemeran Film The Idea of You

15 jam lalu

Film The Idea of You. (dok. Prime Video)
Pemeran Film The Idea of You

Film The Idea of You tayang di Prime Video pada 2 Mei 2024


Vina: Sebelum 7 Hari, Sinopsis dan Para Pemerannya

1 hari lalu

Poster Film Vina sebelum 7 Hari. Dee Company
Vina: Sebelum 7 Hari, Sinopsis dan Para Pemerannya

Film horor Vina: Sebelum 7 Hari disutradarai oleh Anggy Umbara akan rilis pada 8 Mei 2024


Cerita Keluarga Cemara Dikemas Jadi Teater Musikal, Janjikan Sajian Pentas Berbeda

2 hari lalu

Teater Musikal Keluarga Cemara. Foto: Visinema.
Cerita Keluarga Cemara Dikemas Jadi Teater Musikal, Janjikan Sajian Pentas Berbeda

ksekutif Produser Musikal Keluarga Cemara, Anggia Kharisma mengatakan, kisah keluarga hangat ini tak lekang oleh zaman.


Cerita Keluarga Cemara akan Dikemas Panggung Musikal, Ada 30 Show dalam Sebulan

2 hari lalu

Visinema, Indonesia Kaya, dan Teater Musikal Nusantara (TEMAN) akan mengemas Cerita Keluarga Cemara menjadi Teater Musikal yang akan digelar Juni-Juli 2024 mendatang. Para jajaran produser, sutradara dan kru menggelar Konferensi Pers di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta Pusat pada Selasa, 30 April 2024. Tempo/Yuni Rahmawati
Cerita Keluarga Cemara akan Dikemas Panggung Musikal, Ada 30 Show dalam Sebulan

Teater musikal dengan tajuk 'Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara' ini akan digelar selama hampir satu bulan.


Tujuan Hanung Bramantyo Potong Adegan dan Ganti Judul Film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa

3 hari lalu

Poster film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa. Foto: Instagram Hanung Bramantyo.
Tujuan Hanung Bramantyo Potong Adegan dan Ganti Judul Film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa

Sutradara Hanung Bramantyo menyebut film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa awalnya hadir delam dua versi, 21+ dan 17+.


Buah Jatuh Tak Jauh dari Pohonnya, Bakat Widuri Puteri Seperti Kombinasi Orang Tuanya

4 hari lalu

Widuri Puteri dalam film Siksa Kubur. Foto: Twitter/X @jokoanwar
Buah Jatuh Tak Jauh dari Pohonnya, Bakat Widuri Puteri Seperti Kombinasi Orang Tuanya

Widuri Puteri dikenal memiliki bakat akting dan bernyanyi. Kombinasi kemampuan dari orang tuanya.


Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

5 hari lalu

Kampoeng Mataraman Yogyakarta. Dok. Istimewa
Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.


Glenn Fredly The Movie: Momentum Setelah Opname hingga Pengisi Vokal dalam Film

8 hari lalu

Glenn Fredly The Movie. Dok. Poplicist Publicist
Glenn Fredly The Movie: Momentum Setelah Opname hingga Pengisi Vokal dalam Film

Film drama biopik Glenn Fredly The Movie mulai tayang di seluruh bioskop Indonesia pada Kamis, 25 April 2024


Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

9 hari lalu

Ilustrasi wanita dengan lemari yang berantakan. shutterstock.com
Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental yang membuat orang ingin terus mengumpulkan barang hingga menumpuk.


Sinopsis The Fall Guy yang Dibintangi Ryan Gosling

9 hari lalu

Ryan Gosling dalam film The Fall Guy. Dok. Universal Pictures
Sinopsis The Fall Guy yang Dibintangi Ryan Gosling

The Fall Guy film aksi stuntman produksi Universal Pictures yang tayang di bioskop Indonesia, pada Rabu, 24 April 2024